Pengalaman diundang ke Istana Presiden

Pengalaman diundang ke Istana Presiden

Disclaimer : Cerita ini merupakan kisah nyata yang dialami langsung oleh penulis dan ditulis ulang tanpa dramatisasi. Adapun kemiripian naskah cerita dan persamaan tokoh karakter merupakan kejadian yang tidak disengaja.

Prologue

Cerita ini berawal dari suatu kegabutan yang luar biasa di kamar kost yang berlokasi di Sleman - Jogjakarta tahun 2017 silam. Tidak ada yang istimewa saat itu. 

Hp huawei p9 saya berbunyi mengeluarkan suara notifikasi bawaan LINE app. "Tingtung" , begitu bunyinya.

Perlahan dengan penuh rasa gabut saya buka ponsel untuk melihat siapa yang kemungkinan menghubungi saya. Oh rupanya orang LINE. 

Beliau memberi tawaran untuk ikut berpartisipasi dalam event sticker Presiden yang hanya dibuka untuk kreator terpilih katanya. Saat itu kandidat kreator yang masuk kategori terpilih berjumlah 7-9 orang saya tidak bisa mengingat secara pasti. 

Singkat cerita saya diundang ke grup chat yang sudah berisi beberapa kreator terpilih yang rupanya sudah memulai percakapan. 

Ada beberapa kreator yang kemudian mengundurkan diri dari event tersebut lantaran bentrok dengan kesibukannya hingga kemudian hanya tersisa 7 kreator. 

Pihak penyelenggara event dalam hal ini LINE menjelaskan bahwasanya event ini diminta langsung oleh Tim Kepresidenan yang katanya pula mewakili permintaan langsung dari Presiden untuk dibuatkan stiker LINE, dengan tujuan supaya ia masuk ke kalangan anak muda melalui platform yang saat itu tengah berkembang.

Sekedar informasi tambahan, LINE mulai membuka program kreator market tahun 2015 di Indonesia dan mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga tahun 2017. Sekaligus menjadi aplikasi chat yang memiliki beragam stiker lucu yang diungah oleh kreator lokal untuk bisa digunakan dalam chating.

Saat itu pihak LINE memberikan beberapa aturan terkait event ini yang disebutnya "Rahasia". Jadi semua data yang mungkin dibagikan dalam grup chat tersebut tidak boleh keluar ke ranah publik. Dan kami semua mengiyakan dan setuju.

Singkat cerita mereka mulai membagikan file foto Istana yang nantinya digunakan sebagai asset ataupun referensi dalam membuat sticker Presiden. Foto-foto tersebut merupakan foto eksklusif yang diambil oleh fotografer istana.

Pihak LINE pula mengatakan bahwa nanti sticker yang masuk akan kemudian dipublish untuk kemudian dipilih oleh pengguna LINE. Dan sticker dengan vote terbanyak yang akan dinyatakan sebagai pemenang dengan hadiah ketemu secara eksklusif dengan Presiden di Istana. 

Kembali ke tahun 2002

Kala itu saya masih nonton TV di rumah tetangga lantaran TV hitam putih dirumah rusak dan masih dibiarkan begitu saja. Sehingga setiap malam saya, adik dan Ibu saya harus main ke rumah tetangga hanya untuk menonton sinetron. Kala itu banyak warga yang nonton bareng, jadi ya seru juga. 

Dengan kondisi seperti itu  setiap malam pula saya melihat foto yang terpampang diatas pintu ruang tamu rumah tersebut. Dimana di foto tersebut terpampang foto anak pertama si pemilik rumah bersama Presiden menjabat kala itu Megawati. Iya, anak si pemilik rumah tersebut bertugas sebagai Paspampres. Jadi ya wajar saja mereka bisa foto bareng.

Dan dengan setiap hari melihat foto keren tersebut, mungkin itu pula yang membuat saya termotivasi bahwa suatu saat nanti saya bisa foto bareng dengan Presiden. Begitu batin saya setiap kali melihat foto tersebut.

Kembali ke tahun 2017

Obrolan obrolan singkat masih saling bersautan di grup chat kreator pilihan tersebut, saling menanyakan materi diselipi beberapa gurauan garing dari para Introvert. 

Salah satu pihak LINE bilang, bahwa event ini tidak berhadiah secara material, namun bisa meningkatkan eksposur kreator nantinya, tolong dilakukan dengan serius. Pikiran saya kala itu yang pernah mendengar bahwa ketika sticker terpilih ke Official dihargai 30 juta agak sedikit kecewa, namun demi bisa ketemu Presiden kala itu yasudah saya lakukan saja.

Vote

Singkat cerita , Sticker mulai di rilis. Seingat saya ada 5 kreator tersisa yang bisa rilis ke publik untuk di vote kala itu. Dan tujuan dari vote ini adalah untuk menentukan 3 besar yang nantinya diserahkan ke Presiden untuk dipilih satu terbaik. 

Segala upaya saya kerahkan kala itu untuk mendapat vote terbanyak setidaknya masuk ke 3 besar lantaran kreator pesaing memang Top Creator yang sudah tidak bisa diragukan kualitasnya. Satu diantara mereka merupakan kreator dengan hasil karya terbaik di event tahunan dan sering menyabet juara di event sticker di beberapa platform, salah satu yang lain menyabet gelar sticker terlaris kala itu. Sementara saya, cuma anak bawang yang beruntung masuk sebagai kandidat terpilih.

Selain dari kreator sendiri, pihak LINE pun memberikan hadiah temu Presiden untuk voter terpilih di akhir event.

Tiga hari berlalu, sticker saya masuk di urutan kedua dengan vote terbanyak yang sekaligus menempatkan sticker saya dalam 3 besar yang akan diserahkan ke Presiden untuk dipilih satu terbaik. 

Pengumuman

Setelah hari pemilihan berakhir, tiba saat nya untuk diumumkan siapa yang masuk 3 besar dan siap dikirim ke Presiden untuk ditinjau. Tidak ada yang istimewa kala itu karena selama 3 hari pun kita semua bisa melihat hasil perolehan suara secara langsung, sehingga sudah tau masuk atau tidaknya ke dalam jajaran 3 besar. 

Namun bukan itu pengumuman yang kemudian kami terima. 

Setelah terpilih sebagai 3 besar , kami diberitahu bahwa Presiden enggan memilih satu terbaik diantara 3 besar kala itu. Melainkan ia akan mengundang ketiga kreator untuk datang ke Istana bertemu secara langsung dengan presiden.

Saat itu kami diminta untuk melampirkan biodata secara lengkap mulai dari nama hingga informasi latar belakang. Saya sendiri tidak tau untuk apa data-data tersebut, mungkin untuk validasi masuk ke Istana pikir saya.

Rupanya saya keliru.

Masuk Koran Online

Sehari setelah dikumpulkannya data kreator sesuai yang diminta oleh pihak LINE, muncul berita di koran online media-media besar nusantara yang memuat pemberitaan mengenai event Sticker Presiden tersbut lengkap data-data kami tersemat disana. Ampun saya kaget.


WhatDaH** ??!!! teriak saya di kamar kost kala itu.

Sumpah ini sama sekali tidak terduga dan saya pikir tidak perlu. Tapi saya tidak punya kuasa apapun dalam hal ini. Mungkin ini yang dimaksud meningkatkan Eksposur yang disebut oleh pihak LINE sebelumnya. 

Dan sejak kemunculan berita tersebut beberapa orang menyebut saya dalam grup chat yang berbeda, dan itu merupakan ancaman untuk saya kala itu. Saya enggan melihat apa kata orang-orang di dalam grup. Mulai dari nama asli saya mulai terkuak hingga bahkan background saya terpampang dan itu membuat saya tidak nyaman. Mengurung dirilah saya kala itu.

Hingga salah satu teman dekat saya dari suatu Geng menyanyi menghubungi saya dan meminta saya masuk ke grup buat ngobrol.

Singkat ngobrol, rupanya teman saya ini pun sudah pernah masuk Istana untuk wawancara eksklusif dengan Presiden. Dipamerin lah foto mereka. Iya maklum saja, teman saya ini kerja sebagai tim pemasaran atau event saya lupa di LINE, jadi ia sempat ditugaskan untuk masuk ke Istana dan wawancara Presiden.

Dan ia bilang "Wah rupanya anggota geng kita memang bukan orang-orang sembarangan ya".

Saya pikir iya juga, geng tersebut pula belum lama ini menyabet juara pertama di sebuah event nyanyi grup, ya saya tidak mungkin ikut, kalau saja saya ikut, pasti kalah haha.

Sumpah Pemoeda

Saya bertanya-tanya sekaligus membayangkan apa yang akan terjadi dan apa rencananya Presiden mengundang kita yang bukan siapa-siapa ke Istana kala. Hingga apa yang kemudian kita lakukan disana, apakah ngobrol santai atau hanya sekedar datang, duduk, foto bersama ?. Dan itu pula kesalahan saya, membayangkan sesuatu sebelum hal tersebut terjadi, terlalu berimajinasi dan berharap.

Hingga kemudian senyap, tidak ada berita untuk kreator terpilih mengenai rencana kunjungan ke istana.

Sampai suatu hari muncul berita di beranda aplikasi LINE yang memuat berita lengkap dengan foto thumbnail mengenai voter yang berfoto eksklusif dengan Presiden. 

Melihat itu saya sumpah terkejut. Kita yang dipilih saja belum dapat kabar, yang milih sudah foto bareng?! Apa-apaan ini !!

Hingga kemudian kabar pun datang terkait undangan ke Istana Kepresidenan.

Bahwasanya 3 kreator yang terpilih ini akan diundang ke Istana bogor untuk menghadiri pesta kebun dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda.

Seketika saya blank dong, pesta kebun berarti kan banyak orang ?

Benar saja, undangan diperuntukan untuk pemuda-pemuda berprestasi dari berbagai macam platform. 

Hadeh ... mana bisa berfoto eksklusif pikir saya, apalagi ngobrol, mana mungkin.

Kunjungan Ke Istana

Dari 3 kreator yang terpilih untuk hadir di Istana Presiden, hanya dua yang bisa hadir meskipun satu kreator membawa rekan tim nya untuk ikut masuk ke istana. Tau gitu saya ajak abang saya kala itu.

Satu kreator terpilih lain harus jadi pembicara di event yang digelar di Jakarta kala itu.

FunFact : Saya tidak memiliki KTP kala itu sehingga harus naik bus dari Jogja ke Jakarta lantaran hanya Bus yang bisa tanpa KTP. Jangankan pesawat, kereta saja gak bisa.

Perjalanan yang saya tempuh untuk mencapai bogor lumayan berat, kala itu saya sudah disewakan Hotel di dekat Istana sebagai tempat menginap, sehingga saya harus langsung ke bogor dan masalahnya juga book hotel hanya satu hari di hari yang sama dengan acara di Istana, sehingga satu hari sebelumnya saya baru bisa berangkat, tepatnya sore hari H-1. 

Singkat cerita sampailah saya di Bogor. Paginya, benar-benar membuat saya gugup lantaran bangun agak kesiangan. Bahkan saya tidak sempat menyantap sarapan hotel yang sudah disediakan.

Bergegaslah saya ke Istana pakai Grab car. Dan kala itu saya tidak tau kalau pulsa saya habis, dan ini jadi masalah lanjutan yang menyebalkan.

Sampai depan istana, saya sadar tidak punya pulsa ketika saya tidak bisa menelpon, dan tidak ada atm untuk isi pulsa.

Yasudah mau tidak mau saya masuk daripada terlambat.

Baru saja sampai gerbang, saya dihadang di pos keamanan oleh sekelompok tentara lengkap dengan senjata laras panjang. Sepertinya yang lain tidak dihadang pikir saya kala itu.

Ditanyalah saya darimana dan diminta menunjukkan surat undangan, yang kala itu saya cuma dapat undangan via chat di LINE. Dan mereka meminta saya melepas masker kala itu, iya mungkin itu penyebab saya dihadang. Kala itu belum musim masker seperti sekarang, dan pengguna masker dinilai aneh, sementara setiap hari saya memakai masker. 

Berhasillah saya masuk.

Dan rupanya, masalah tidak selesai sampai disitu. Ingat saya masih belum punya KTP. Bikin KTP juga tidak akan keburu kan ? Setahun baru jadi, sementara undangan muncul beberapa hari sebelum acara.

Tibalah saya di depan pintu masuk acara dimana disana dilakukan pendataan dan validasi tamu undangan.

Ketika tiba waktu antrian saya, ditanyalah siapa dan siapa pengundang saya. 

Nah ketika saya sebut nama, para penyambut ini cek di daftar tamu undangan dong, dan katanya kemudian adalah , Tidak ada pak atas nama yang bapak sebut. Silahkan hubungi pengundang anda. 

Saat itu saya kaget bukan main dan merasa ada hal aneh yang terjadi seperti tersesat, blank dan entah apa yang harus saya lakukan. Gimana bisa menghubungi pengundang disaat pulsa pun lupa isi dan nol rupiah ?!

Sibuk lah tuh saya di belakang antrian mencoba keajaiban dengan miscall pengundang. Dan tetap tidak ada respon.

Tau tau ibu-ibu yang tukang data tamu tadi manggil,” Pak pak, ini ada nama anda disini “. Sontak saya kesel lah dengan bilang, “Ya jelas ada lah gimana bisa jadi gak ada!”. Sumpah sebel saya. Panas panas antri lah kok malah dikerjain.

Masuklah saya pada akhirnya dan ketemu sama pengundang saya di dalam yang sedari tadi menunggu, dan masih menunggu satu kreator lain.

Setelah berkumpul, kita disambut oleh tim kepresidenan dan diajak berkeliling istana, kita sempat adakan sesi foto-foto disitu. Dan jujur saja saya tidak tau mereka siapa.


Kita sempat ngobrol sesekali, iya mereka begitu ramah menyambut kami. Bahkan slah seorang diantara mereka bilang suka dengan sticker Hehe nya sambil memperagakan gerakan animasi stikernya yang kebetulan itu punya saya, serius.

Acara pun dimulai, untuk acara lengkapnya anda bisa melihatnya di Youtube karena kala itu disiarkan langsung beberapa stasiun televisi.

Singkat cerita acara pun dimulai dengan beberapa lagu. Dan Orang yang paling ditunggu-tunggu pun muncul dari kandang kambing. Ya, kebiasaan Presiden saya dengar memang suka liatin kambing istana. Muncul dengan sepeda kala itu. 

Jujur saja, saat itu saya tidak merasa gimana-gimana melihat orang nomor satu di Indonesia ini, anggapan saya ya beliau ini orang Solo, bapak-bapak yang saat ini diberi kepercayaan untuk membuat kebijakan negara. Saya cuma menganggap beliau ini seperti layaknya bapak-bapak tetangga sebelah biar tidak grogi atau canggung.

Kita semua berbaris kala itu. Di pinggir rumput yang tidak boleh di injak. Berkali-kali paspampres memperingatkan itu. Dan jujur saja saya kesal sama mereka. Presidennya santai, mereka yang ribut. Ya memang itu mungkin sudah jadi protokolnya. 

Tibalah saatnya bersalaman. Pak Presiden cukup pelit dalam menjabat. Cepat-cepat beliau menarik tangan, entah karena memang gaya nya atau karena terlalu banyak orang yang harus disalami. 

Tapi sialnya, moment itu tidak tertangkap kamera. Entah kameramen LINE ngapain kala itu. Bahkan di tayangan TV pun saya tampak dari belakang hahahahah njir lah. 


Tidak berhenti disitu, tibalah saat foto-foto dengan Presiden yang itu terjadi di tengah kerumunan. Penghubung kami adalah tim kepresidenan yang meminta Presiden untuk menyempatkan waktu untuk foto dengan kreator LINE sembari memperkenalkan bahwa kitalah yang membuat stiker Presiden itu. 

Tapi, karena di tengah kerumunan, kapanpun Presiden berhenti, disitu orang mengerumuni. Sumpah nyari posisi tidak semudah saat foto KTP. Nyebelinnya lagi, susah susah nyari posisi, pas sudah dapet posisi bagus, eh ada yang nyempil ndesel gak tau adat.

Dan ini foto yang di dapat 


Sepeda Dari Presiden

Setelah segala urusan saya selesai, tibalah saya kembali di Jogja. Perasaan bangga itu masih ada. Apalagi orang sekampung tau bahwa saya diundang ke Istana Presiden dan bertemu secara langsung dengan Presiden. Dan ada kabar lain.

Bahwasanya kreator yang hadir ke Istana akan dikirimi Sepeda hadiah dari Presiden. What ?

Betul, biasanya orang yang diundang ke Istana layaknya Raisa dihadiahi Sepeda kan ? Meskipun harus menjawab nama-nama ikan dulu atau pertanyaan seputar Indonesia.

Nah dari situ saya sedikit bertanya-tanya, bagaimana ceritanya kita bisa dapat sepeda sementara kita tidak ditanyai nama ikan ? 

Tapi yasudah, mungkin itu penghargaan untuk kita. Anggap saja begitu.

Hari itu akhirnya datang, sepeda kiriman dari Jakarta mulai dibahas. Kemana akan dikirim kata orang yang menghubungi saya, dimana itu bukan dari pihak LINE yang biasa berkomunikasi dengan saya. 

Dan beberapa hari kemudian sepeda itu sampai di kost an saya. Di kardusin. Saya tidak pernah beli kendaraan yang ada kardusnya, dan itu sedikit membuat saya senang. 

Yang nerima paket kala itu si Mbak penjaga kost dan kebetulan saya baru sampai kost dari jalan-jalan.

Dengan sedikit tergopoh-gopoh, saya gotong itu sepeda ke lantai 2 dimana kamar saya berada. 

Wih box nya parah sekali ya … pikir saya melihat kondisi box yang memang sebagian sudah hancur.



Pas unboxing, saya kembali bertanya-tanya … apakah ini sepeda dari Presiden ?

Alasannya cukup sederhana, setiap sepeda pemberian Presiden selalu diberi label khusus bertulis "Hadiah Presiden Jokowi". Tapi punya saya tidak ada... ?

Sepeda Dari Presiden - Raisa

Seketika saya tanyakan pada pihak yang menghubungi saya tersebut demi menjawab rasa penasaran saya tentang siapa dibalik misteri Sepeda dari Presiden ini.

Dan beliau ini menjawab bahwa yang menirim adalah LINE. Hhhh (Hembus nafas panjang dari hidung)

Cerita mengenai Sepeda Presiden ini saya muat dalam beberapa part di facebook saya kala itu karena memang proses ini cukup panjang hingga sepeda tersebut sampai ditangan saya di Jogja dan kemudian sampai di kampung halaman di Cilacap.

Sampai sekarang sepeda tersebut masih dikenal sebagai Sepeda Dari Presiden, meskipun memang secara teknis tidak sepenuhnya benar, namun kebenaran bahwa saya mendapatkan sepeda itu setelah diundang ke Istana cukup valid untuk menyebut bahwa Sepeda itu memang Sepeda dari Presiden. Dan sepeda tersebut saya beri nama Joko.


Dan hingga saat ini si Joko tidak pernah digunakan, bukan karena sayang mengingat keistimewaannya, melainkan karena bannya bocor dan tidak pernah dibawa ke bengkel tambal ban.


Iya, seperti itulah pengalaman yang saya lalui saat diundang ke Istana Presiden. Itu bisa disebut Istana Negara gak sih ? Tapi Bu Raisa bilang itu Istana Negara, sementara di Google ditulis Istana Bogor. Entahlah. Apa ceritamu ?