
Hoax Kisah Adam : Adam Bukan Manusia Pertama
Disclaimer : Tulisan ini melanjutkan tulisan sebelumnya mengenai Hoax Kisah Adam yang bisa anda baca di halaman sebelumnya.
Bicara mengenai Adam yang dalam hal ini bukan Adam Jordan, kepercayaan bahwa ia merupakan manusia pertama yang mengawali kehidupan manusia di bumi merupakan hal yang bahkan bukan hanya untuk di percayai melainkan diyakini. Dalam pandangan Islam, ia juga disebut sebgai Nabi pertama atau dalam hal ini ia merupakan orang pertama yang mendapat wahyu illahi.
Lantas benarkah demikian bahwa Adam yang kemungkinan hidup 8000 hingga 200 ribu tahun lalu adalah manusia pertama di bumi ?
Annunaki
Dalam menyikapi teori keberadaan Adam kemudian muncul beragam teori-teori susulan untuk membuat keberadaan Adam menjadi masuk akal. Bahkan keberadaan Adam sempat ada yang mengkaitkan dengan teori Annunaki yang padahal jika dilihat keterkaitannya, mereka mungkin sama sekali tidak terkait, tapi berhubungan dengan keturunan Adam.
Annunaki adalah sebutan untuk pada dewa dari dunia bawah sementara dari langit diberi gelar Igigi. Mereka muncul dalam tulisan tulisan Sumeria kuno yang jika ditelusuri maka naskah mereka hanya muncul dalam bentuk novel masa lampau. Bukan kitab sejarah.
Lantas mengapa Annunaki ini dihubungkan dengan Adam ?
Ada yang berpendapat bahwa Annunaki ini adalah makhluk yang bukan asli dari bumi, namun dalam naskah ini mereka bukanlah dewa melainkan makhluk-makhluk dengan kecerdasan tinggi yang kemudian datang ke bumi. Yang tentunya hal ini bertentangan dengan naskah Annunaki yang sebenarnya.
Namun dalam kasus ini, kita ikuti saja teori mereka bahwa Annunaki ini adalah bangsa asing yang datang ke bumi dengan tujuan tertentu.
Konon kabarnya di bumi ini sudah ada kehidupan kala itu, namun masih terlalu primitif sehingga akhirnya mereka (Annunaki) melakukan eksperimen menggabungkan DNA mereka dengan makhluk bumi sehingga muncullah gen baru yang lebih cerdas. Dan dengan kecerdasan itu, makhluk baru ini bisa diajari berbagai macam hal dan dengan itu pula akhirnya makhluk cerdas ini membangun koloni dan menjadi pemimpin dari koloni tersebut.
Jika dikembalikan ke Alkitab, Disana disebutkan bahwa Tuhan menciptakan Adam dengan gambarnya atau bisa disebut menyerupai dirinya kemudian mengajarinya banyak hal.
Yang kalau di cocokkan, Tuhan disini menjadi makhluk cerdas yang notabene adalah Annunaki yang berasal dari planet atau galaksi antahbrantah yang suatu saat akan kembali atau beberapa kali pernah kembali ke muka bumi.
Selain dari teori bahwa Adam adalah hasil gabungan gen makhluk bumi dan Annunaki, ada pula yang mengatakan bahwa Adam adalah Annunaki yang kemudian memimpin penduduk bumi. Hal ini senada dengan teori Supremasi kulit putih yang beranggapan bahwa kulit putih adalah keturunan Adam sementara yang lain adalah keturunan makhluk asli bumi yang terbelakang dan tida maju. dan tentunya mungkin mereka melihat fakta juga bahwa bangsa kulit putih umumnya lebih maju dibanding bangsa lain.
Yang padahal menurut kajian Kitab Adam itu berkulit coklat. Yang bisa jadi ini sebuah kesalah pahaman mengartikan Adam yang berasal dari bahasa Ibrani yang memang berarti coklat, bukan berwarna coklat.
Keturunan Adam
Dalam Alkitab dan juga Al Quran Adam memiliki beberapa anak. Dua anak pertama dan disusul dengan anak ketiganya yang bernama Set atau Syits.
Kain dan Habel
Dalam pandangan Islam disebut Qabil dan Habil (Koreksi jika keliru) merupakan anak pertama dan kedua Adam yang mana keduanya pria.
Alquran dan Alkitab tidak menyebutkan bahwa Adam memiliki putri dan menyebut nama mereka apalagi lahir selalu kembar.
Namun di sekolah dasar diajarkan bahwa Adam selalu melahirkan anak kembar pria dan wanita. Putri Adam hanya muncul dalam tulisan keagamaan lain seperti misalnya Legenda Emas.
Dalam pandangan agama Abrahamik, Kain dan Habel ini kemudian terlibat perselisihan dan menyebabkan Habel terbunuh. Itulah mengapa tidak ada keturunan dari jalur Habel.
Namun penyebab dari perselisihan ini pun menjadi beragam naskah, seperti pada Alkitab dan Alquran dimana kedua kitab tersebut memuat konflik yang berbeda.
Kain dan Habel merupakan dua bersaudara Anak Adam yang masing masing memiliki cara hidup yang berbeda. Kain adalah petani sementara Habel adalah gembala.
Menurut Alkitab, suatu ketika mereka memberikan suatu persembahan kepada pencipta. Kain memberikan hasil tanahnya seperti gandum buah-buahan dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk. Dankarena pencipta tidak menerima persembahan dari apa-apa yang tumbuh ditanah, maka ia menerima persembahan Habel dan tidak untuk Kain.
Melihat ketidak adilan tersebut, Kain marah dan membunuh Habel. Berlanjut setelahnya pencipta mendekati Kain dan menanyakan keberadaan Habel namun Kain justru menjawab "Apakah Aku penjaga Adikku ?". Melihat itu pencipta berkata bahwa "Darah adikmu berteriak kepadaku dari tanah" dan kemudian mengutuk Habel untuk mengembara.
...
Kain yang ketakukan akan dibunuh orang lain ketika mengembara pun memohon pada sang pencipta, hingga kemudian pencipta memberinya tanda pada wajah Kain sembari berkata "Barangsiapa membunuh Kain, maka akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat".
Jika Kain ketakukan akan ada orang yang membunuhnya sehingga kemudian pencipta memberinya tanda dengan kalimat diatas, bukankah hal itu menunjukkan bahwa ada orang lain selain dari mereka ? Yang padahal dalam kasus ini, Kain merupakan orang ketiga di muka bumi selain dari ayah ibunya yakni Adam dan Hawa ? Ditambah dengan diberikannya tanda pada wajah Kain dengan kalimat pencipta tersebut menunjukkan bahwa memang ketakukan Kain beralasan.
Ditambah lagi, jika Kain tidak pernah melihat manusia sebelumnya yang tidak ia kenal, darimana dia bisa berfikir bahwa ada orang lain selain dari keluarganya yang bahkan bisa membahayakan dirinya ?
Tidak hanya itu. Setelah perbincangan itu maka Kain pun pergi karena ia sudah merasa tenang memiliki tanda yang akan mengamankan dirinya. Tanda seperti apa itu ? baca Tanda Kain.
Berbeda dengan Alkitab, Alquran memuat naskah yang berbeda. Dikisahkan kemudian Kain/Qabil memakamkan Habel setelah melihat burung gagak yang rupanya memang sengaja dikirim oleh pencipta untuk mengajarkannya mengubur orang. Dan alih-alih Tuhan mengutuk, Tuhan justru menciptakan hukum tentang pembunuhan.
Dalam pengembaraannya kain kemudian menikahi perempuan yang kemudian melahirkan satu putra yang diberi nama Henokh serta menetap dan mebangun sebuah kota yang juga diberi nama sama dengan putranya yakni Henokh.
Nah pertanyaannya, siapa wanita yang dinikahinya ini ?? Nemu dimana ?
Kemudian kasus ini dikaitkan dengan kelahiran kembarnya bahwa Kain memiliki saudara perempuan begitu juga dengan Habel. Dan keduanya kawin silang, Kain menikahi saudara kembar Habel dan Habel menikahi saudara kembar Kain.
Suatu ketika Kain dan Habel memberikan persembahan kepada Adam. Dan alih-alih memberikan persembahan terbaik, Kain justru memberikan Buah dan hasil tanah lain yang jelek dan busuk, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk. Sehingga terang saja persembahan Habel lah yang diterima. Tidak terima dengan sikap ayahnya, Kain membunuh Habel.
Versi lain dari kasus pembunuhan ini adalah perebutan Istri bahwasanya kain tidak mau menikahi sudari kembar dari Habel dan memilih untuk menikahi saudari kembarnya sendiri, untuk itulah Kain membunuh Habel.
Ada begitu banyak naskah mengenai masalah ini yang kemudian studi ilmiah menemukan keterkaitan dengan naskah dongeng Sumeria Kuno yang menceritakan hal serupa. Meskipun tokohnya berbeda namun mengkisahkan naskah yang sama. Dan cerita seperti ini pun terus berkembang. Lihat anega ragam cerita mengenai Adam dan anaknya.
Adam Bukan Manusia
Kepercayaan Agama mengatakan bahwa Adam merupakan orang yang diciptakan dari tanah kemudian dihembuskan nafas illahi kepadanya sehingga ia hidup, dan daripadanya diciptakanlah Hawa.
Yang disadari atau tidak naskah ini melupakan realita bahwa kehidupan manusia selalu berawal dari proses yang panjang berupa perkawinan hingga kelahiran.
Fakta tersebut tentu bisa dengan mudah dilupakan mengingat begitu maha kuasanya sang pencipta yang bisa menghendaki apapun yang ia inginkan. Namun jika melihat dari sudut pandang manusia dan logika, bagaimana bisa seorang manusia hidup tanpa melalui proses kelahiran dan kemudian melahirkan ? Bukankah itu hal yang sangat aneh ?
Dalam Kitab Agama, untuk mengamankan hal tersebut, maka disebutkan bahwa kehamilan dan kelahiran merupakan kutukan yang diberikan kepada Hawa setelah memakan buah larangan. Sehingga kemudian tidak ada bantahan yang relevan mengingat kejadian tersebut memang tidak sesuai dengan logika. Dan kemudian dikaitka dengan kalimat bijak bahwa "Tidak semua bisa dipikirkan menggunakan logika".
Jika, manusia masa lalu bisa dengan mudah menerima cerita yang tidak jelas asal usulnya seperti itu yang bahkan banyak sekali versinya dan berbeda di setiap belahan bumi, mengapa manusia saat ini masih terus percaya ?
Sebenarnya, dengan adanya pembuktian, penemuan dan penelitian yang terus berlanjut merupakan sikap ketidak percayaan dan diperlukannya sebuah bukti valid terkait sebuah naskah kuno dan turunannya. Namun sebagian yang lain justru beranggapan bahwa banyak sekali penemuan yang justru menguatkan kepercayaan terhadap kebenaran naskah kuno tersebut. Padahal jika membaca dari berbagai versi, jelas sekali banyak perbedaan yang bahkan cenderung kontradiktif bahkan tidak logis. Akan tetapi khususnya dalam sebuah agama, hanya satu sudut pandang yang boleh dilihat. Itulah mengapa kepercayaan tidak akan kabur karena memang menolak naskah dari luar kepercayaannya.
Evolusi
Penemuan fosil yang sudah banyak sekali terjadi seolah mengisyaratkan adanya perubahan berkelanjutan terkait dengan pola hidup hingga bentuk tubuh manusia dan makhluk lain. Dan Agama menolaknya. dengan alasan bahwa manusia adalah manusia dan kera adalah kera, mereka berbeda dan tidak saling berkaitan. Tidak ada evolusi.
Pembatahan teori Evolusi itu pun berbuntut pikiran ngawur yang berantakan. Saya beberapa kali ngobrol dengan orang berbeda terkait masalah Teori Evolusi yang dikemukakan Darwin. Bahwasanya ada kemungkinan manusia berasal dari Kera yang kemungkinan berevolusi dan fosilnya pun sudah banyak ditemukan yang sekaligus menjadi bukti bahwa ada perubahan bentuk dan cara hidup manusia dari jaman ke jaman.
Tapi pikiran ngawur mereka untuk membantah membuat saya tertegun dan tidak habis thinking.
- "Bagaimana bisa kera bisa menjadi manusia? Apalagi jika cuma untuk bertahan hidup. Coba taruh anak manusia di dalam hutan, apakah kemudian dia bakal berubah jadi kera ?"
- "Jika monyet berubah menjadi manusia, mengapa masih ada monyet ?"
- "Sedari awal manusia diciptakan menjadi manusia, dan monyet diciptakan menjadi monyet, tidak ada yang berubah menjadi siapa"
Dan masih banyak naskah bantahan lainnya.
Nalar yang logis tentu akan berpikir dulu sebelum kemudian menanyakan sesuatu yang konyol seperti itu apalagi dengan sikap yang serius..
Bagaimana bisa kera bisa berubah jadi manusia dan apakah manusia yang tinggal di hutan akan kembali jadi kera ? Sumpah ini pikiran yang sangat tidak terarah dan berantakan.
Proses Evolusi tidak terjadi dalam hitungan tahun melainkan generasi. Perubahan Pithecantropus ke homo sapien tidak terjadi dalam kurun waktu tahunan, ada banyak fase dan kondisi lingkungan yang memaksa mereka untuk menyesuaikan diri, dan memakan waktu yang sangat panjang. Sehingga membayangkan bahwa anak manusia bisa jadi kera hanya karena tinggal dihutan tentu pikiran yang sangat bodoh. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa pola hidup anak manusia tersebut tentu bisa berubah seperti kera untuk bertahan hidup.
Pikiran absurd kedua sebenarnya membuat saya lebih enek. Bahkan tidak tahu kalau monyet dan kera adalah spesies yang berbeda. Tapi terlepas dari itu, mengapa masih ada kera setelah sudah ada manusia ?
Mungkin mereka pikir dulu itu kera cuma satu, jadi ketika berevolusi maka kera seharusnya punah, dan mungkin sama dengan pertanyaan pertama bahwa proses evolusi terjadi dalam waktu beberapa tahun. Nalarnya gak jalan.
Logikanya, iklim setiap daerah berbeda, itulah mengapa kera pun punya banyak golongan yang berbeda sesuai dengan tempat mereka tinggal. Dari sini seharusnya jelas.
Bantahan ketiga merupakan bantahan yang paling religius dimana mereka percaya sekali terhadap penciptaan dan menolak teori evolusi dengan agama. Namun disisi lain mereka percaya bahwa dulu Adam si manusia pertama mereka ini memiliki tinggi 27 meter dan kemudian keturunannya menyusut hingga menjadi ukuran manusia saat ini. Mereka membantah Evolusi dan mempercayai evolusi hanya karena disana disebutkan bahwa ukuran manusia berubah. Pernahkah mereka berpikir bahwa hal tersebut merupakan Evolusi ? Atau pernahkah tersirat bahwa tidak pernah ada bukti ditemukan mengenai konsep Evolusi perubahan ukuran tubuh tersebut ?
Naskah Novel
Diatas sempat saya singgung bahwasanya kisah Kain dan Habel merupakan cerita yang berlapis dan merujuk pada dongeng Sumeria Kuno yang mengisyaratkan sebuah kisah persaingan, meskipun tidak sama secara persis namun memiliki alur dan karakter serupa. Namun bisa dilihat secara seksama bahwa naskah tentang Adam pun merupakan naskah kuno yang kemudian dimuat dan dibungkus dengan label kepercayaan, yang tentunya sebenarnya sama saja layaknya dongeng yang tidak jelas dan belum tentu keberadaannya serta belum tentu hal itu benar-benar terjadi.
Seperti di Indonesia sendiri ada dongeng mengenai Timun Mas dan Buto Ijo yang cukup legendaris yang sampai saat ini tidak jelas siapa pengarangnya dan benar terjadi atau tidak peristiwa tersebut.
Apalagi jika dikatakan bahwa kitab suci bukan kitab sejarah melainkan kitab hikmah, maka sudah barang tentu cerita dan kronologis nya bukanlah hal yang penting benar terjadi maupun tidak namun hikmah apa yang bisa diajarkan dari cerita tersebut. Layaknya film motivasi atau tayangan edukasi.
Namun terlepas dari klaim bahwa kitab suci bukanlah kitab sejarah, para penganut ajaran justru percaya bahwa kejadian-kejadian dalam cerita adalah fakta yang pernah terjadi.
Lantas kenapa tidak mau disebut sejarah jika beranggapan bahwa cerita di dalamnya adalah cerita sejarah ? Ya, Ngeles adalah jalan ninja terbaik.
Saya pernah beradu argumen mengenai sebuah perjalanan yang dibahas dalam kitab yang disebut suci dimana dalam dua kitab berbeda terdapat perbedaan tokoh pemeran namun menjalankan peran dan cerita yang sama. Lalu untuk menemukan kebenaran naskah terlepas dari isi cerita itu fakta atau tidak, maka rujukan saya adalah naskah pertama atau yang lebih tua. Namun rekan saya ini memilih untuk tetap pada naskah kedua yang memang termuat dalam kita suci yang diyakini nya. Dan selama ini memang tidak menilik naskah lain yang serupa dengan anggapan bahwa sudah tidak ada lagi naskah asli melainkan naskah dalam kitab sucinya di klaim adalah revisi.
Ia menyebut bahwa kitab suci bukanlah kitab sejarah melainkan hikmah jadi tidak penting siapa yang berperan di dalam cerita tersebut melainkan hikmah lah yang penting. Namun ia juga percaya bahwa cerita dalam naskah tersebut benar-benar terjadi. Bingung gak ?
Jika disebutkan riwayat, maka jelas naskah tersebut merupakan naskah dari sebuah kisah nyata dan bukan karangan fiksi. Dan perbedaan karakter atau tokoh yang bermain tentu akan merubah sudut pandang dan alur cerita. Sementara kisah yang kita bahas ini merupakan kisah yang tertulis dalam buku harian seseorang dan sebuah kaum. Namun beliau mengatakan bahwa siapa tokoh yang berperan tentu akan berbeda dari sudut pandang si pencerita.
Hal tersebut tentu sebenarnya tidak akan terjadi jika yang menceritakan atau menulis naskah adalah orang yang terlibat dalam cerita tersebut, serta bangsa itu sendiri. Layaknya cerita sejarah bangsa Indonesia dan tulisan Kartini, sudut pandang tentu mengarah ke Kartini sendiri yang menulis naskah, dan jika kemudian ada cerita dengan alur atau tokoh yang berbeda, maka sudah barang pasti itu sebuah pembelokan cerita, apalagi jika tokohnya diganti. Bisa dipastikan ada motif dibalik pergantian tokoh tersebut.
Namun setelah saya jelaskan panjang lebar, rekan saya ini tetap bersikeras bahwa apa yang tertulis dalam kitab sucinya adalah naskah sebenarnya dan kejadian nyata. Meskipun itu bukan sejarah. Susah memang jika berurusan dengan orang bebal.
Fiksi
Kembali ke kisah Adam yang tercatat dalam naskah kuno yang kemudian dimuat dalam kitab suci yang di klaim bukan kitab sejarah melainkan kitab hikmah.
Jika memang betul demikian bahwa kitab suci bukanlah kitab sejarah, lalu bagaimana jika kisah tenang Adam disebut sebagai naskah fiksi ?
Apalagi jika dilihat alurnya dengan baik, banyak hal yang tidak logis disana. Namun faktanya, merkipun mereka menyebut bahw kitab suci itu bukan kitab sejarah, bukan berarti kitab suci itu fiksi, karena tokoh yang diceritakan itu memang benar-benar ada. Yang secara tidak langsung mereka menyatakan bahwa kitab suci berisi sejarah.
Hingga saat ini tidak diketahui keberadaan makam dari Adam yang pada umumnya makam orang jaman-jaman itu berukuran sangat panjang. Sehingga tidak sedikit yang beranggapan bahwa sosok Adam ini bukanlah sosok manusia tunggal melainkan hanya merupakan istilah atau bisa jadi julukan.
Ingat di awal tulisan ini ada pula kaum yang beranggapan bahwa Adam ada banyak yang diturunkan untuk memimpin peradaban yang masing-masing berlangsung selama 50 ribu tahun ?
Sebenarnya tidak ada yang salah dari cerita fiksi atau fiksi ilmiah. Yang salah adalah ketika cerita fiksi dikaitkan dengan sejarah dan dianggap sebagai sejarah yang benar-benar terjadi.
Jika anda pernah nonton film Transformers, mereka adalah penggabungan antara fiksi dan sejarah yang dikemas dengan konsep teori ilmiah. Silahkan tonton jika belum paham.
Sampai disini , merujuk pada peradaban manusia dan penemuan fosil-fosil peradaban serta kisah dari Kain dan Habel dimana Kain takut akan ada manusia yang membunuhnya dan kemudian dia menikah dengan seorang wanita yang entah darimana datangnya, Ukuran tubuh raksasa super besar bertinggi 27 meter yang hingga kini belum pernah ditemukan fosilnya, apakah masih menggambarkan bahwa Adam adalah manusia pertama di bumi ?
Post a Comment
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pembaca lain
Tulis Pertanyaan