Pengalaman Bersinggungan dengan Dunia Paralel

Pengalaman Bersinggungan dengan Dunia Paralel

Jika pernah nonton drama Korea berjudul The King yang dibintangi Lee Min Ho, mungkin kita bisa sedikit berfantasi lebih jauh mengenai dunia paralel. Selain drama tersebut, ada banyak pula film fiksi ilmiah yang menyajikan tema mengenai multiverse ini. Namun, apakah Dunia Paralel itu memang ada ?

Ada banyak teori dunia paralel yang para peneliti kemukakan ke publik semata demi membuka tabir misteri waktu. Dan hingga saat ini masih belum jelas keberadaan dimensi lain ini. Hingga kemudian muncul pertanyaan yang sejauh bumi berputar selama jutaan tahun ini masih belum terjawab.

Apakah hanya kita sendiri satu-satunya kehidupan di alam semesta ? Atau ada kita yang lain ?

Dulu, dulu sekali saat masih sekolah, saya ingat ada seorang guru geografi yang bilang bahwa setiap dari kita dan bahkan bumi memiliki 7 kembaran yang berjalan bersamaan. Itulah mengapa katanya kita bisa menemukan beberapa orang yang mirip dengan kita. 

Yang jika saya nalar kembali, jika yang dimaksud merupakan 7 dimensi berbeda, lalu apa hubungannya dengan orang yang mirip kita sementara mereka masih juga ada di dimensi yang sama ? Hmm

Adakah Dunia Paralel itu ?

Mengenai dunia paralel, saya sempat memiliki pandangan yang mungkin tidak ilmiah dan ini berdasar dari pengalaman pribadi. Pengalaman bersinggungan dengan dunia Paralel yang hingga saat ini masih membuat saya bingung.

Pada tahun 2017, saya mendapati diri saya nyasar sekejap dengan melihat suatu kondisi yang saat itu masih tidak saya mengerti. Itu hanya terjadi di kepala saya dan berlalu begitu saja kala itu.

Hingga kemudian tahun 2019, saya ada diposisi yang saya lihat di tahun 2017. Dan disaat itu pula saya bengong dan terkejut. Itu hanya terjadi sekejap dan membuat saya benar-benar bingung.


Dan setelah dipikir ulang, saya coba mengingat apa yang sebenarnya terjadi, yang mana bahwa yang terjadi di tahun 2019 itu sudah pernah saya lihat di tahun 2017, yang artinya pada tahun 2017 saya sudah memiliki memori kejadian di tahun 2019. Dan ketika saya ada di tahun 2019, saya ada diposisi yang saya alami di tahun 2017. Maka saya menyimpulkan bahwa jika memang ada dunia paralel, maka mungkin ada beberapa dari diri saya yang menjalani timeline dengan rentang waktu berbeda.

Seperrti misalnya, saya yang masih di tahun 2017 memiliki timeline yang mungkin sama dengan yang ada di tahun 2019 namun berjalan beriringan dengan selisih waktu 2 tahun. 

Saat di tahun 2017 saya melihat kejadian di tahun 2019, mungkin saat itu terjadi persinggungan dimensi yang akhirnya memori saya yang hidup di tahun 2019 terbagi ke saya yang hidup di tahun 2017. Sehingga saya yang ada di tahun 2017 memiliki memori saya yang ada di tahun 2019.

Dan ketika saya yang di tahun 2017 sampai di tahun 2019, saya masih memiliki memori tersebut, sehingga kejadian yang terjadi di tahun 2019 sudah pernah saya alami karena sudah ada di memori saya.

Meskipun berbeda dimensi dan timeline atau garis waktu, mungkin kita semua masih menjalani pola hidup yang sama sehingga bisa saling mempengaruhi dalam bentuk memori.

Simpelnya saja, ketika kita melihat suatu kejadian atau sebuah moment yang belum pernah kita lihat sebelumnya dan itu hanya terjadi di dalam kepala, bukan kejadian yang sedang terjadi sebenarnya di depan mata, bisa jadi itu merupakan sebuah visual yang muncul dari memori diri kita yang sudah mengalami kejadian tersebut.

Mungkin ini pula yang digunakan oleh orang untuk melihat masa depan, yakni dengan mengakses memori dirinya yang berada di dimensi lain dengan rentang waktu yang lebih maju beberapa tahun kedepan.

Lalu pertanyaannya, apakah itu masuk akal ?

Hmm bisa jadi, meskipun tidak ada bukti yang konkret mengenai hal tersebut, namun hal itu masih menjadi sangat menarik untuk diteliti.

Belakangan ini saya menjadi semakin skeptis terkait sesuatu yang belum atau bahkan tisak rasional sama sekali. Saya menyingkirkan banyak hal yang bersifat halu dan itu membuat saya kemudian lupa dengan pengalaman tersebut. Namun meski bagaimanapun, dunia paralel yang sempat saya rasa bersinggungan masih menjadi sesuatu yang masih bersifat "Bisa jadi ada". 

Seperti misalnya kasus yang orang-orang sebut sebagai bangsa jin yang bisa berinteraksi dengan manusia layaknya warga Uwentira, kenapa tidak berfikir bahwa mereka juga manusia yang sama dengan kita yang hanya mungkin berbeda dimensi.

Tentu saja jika semua kesaksian mengenai keberadaan warga Uwentira memang benar-benar terjadi dan bukan hoax. Karena saya rasa ada banyak kejadian yang bahkan melibatkan banyak orang yang bersinggungan langsung dengan warga Uwentira. Bahkan konon katanya, warga Uwentira ini sering kali dijumpai berbelanja di pasar tradisional di dimensi kita. Dan katanya pula, ada perbedaan pada bagian tubuh mereka dimana katanya mereka tidak memiliki filtrum (Garis vertikal antara hidung dan mulut ). Ya sejauh ini sih saya baru dengar dari katanya. 

Tapi jika memang itu benar terjadi, lantas kemudian mengapa orang lebih mengidentifikasi mereka merupakan golongan jin ? Jin yang dimaksud disini adalah sebuah entitas yang memiliki kehidupan. layaknya kita sebagai manusia. Kenapa tidak disebut makhluk dari dimensi berbeda yang mungkin lebih masuk akal jika disebut sebagai dunia paralel ?

Hmm, entah ya. Saya sudah lama sekali menjauhkan diri dari segala urusan yang masih belum jelas seperti itu, apalagi kebiasaan masyarakat Indonesia selalu mengkaitkan sesuatu yang masih menjadi misteri dengan Gaib dan jin. Jadi semakin malas untuk mengikutinya.