Cita cita masih ada ?
Cita citaku uu uu, ingin jadi Professor ! Bikin pesawat terbang, kubuat sendiri ! Teroreroreroret.
Lagu itu begitu sering diputar di televisi tahun 90 an dan bisa dibilang lagu wajib tiap hari minggu, dimana setiap anak libur sekolah dan nonton tv bersama. Dan sekarang tidak pernah lagi terdengar.
Bahkan pertanyaan "Cita-citanya jadi apa?" sudah tidak pernah muncul lagi atau sangat jarang terdengar. Kenapa ?
Mungkin karena yang sekarang sering digunakan adalah kata "Impian" dan sepertinya hal tersebut tidak cocok untuk ditanyakan ke anak-anak. Dan jaman sudah berganti.
Kita sedikit flashback ke beberapa puluh tahun yang lalu.
Di sekolah dasar, kita sebagai siswa pun ditanyakan apa cita-cita kita kemudian ketika sudah dewasa ?
Dokter ! Guru ! Presiden !
Kira kira itu yang menjadi jawaban mayoritas anak.
Sementara beberapa tahun terakhir, Apa cita-citanya ? Youtuber !
Aneh ? Iya mungkin bagi kalangan milenial yang mengalami punya cita-cita jadi dokter puluhan tahun yang lalu. Namun tidak aneh untuk anak masa kini.
Dulu, kita hanya tau bahwa hidup sebagai orang dewasa itu harus punya profesi, kehidupan yang mapan dan makmur. Kita tidak pernah punya pikiran berapa penghasilan dari profesi-profesi yang kita cita-citakan dan kita tidak pernah peduli. Apakah profesi tersebut menarik, menyenangkan untuk dijalani atau tidak kita tidak peduli. Yang penting kita punya tujuan hidup. Itu yang diajarkan orang tua. Dan mungkin orang tua pun begitu sewaktu kecil.
Dan rupanya, hidup tidak semudah itu untuk tidak dipedulikan. Dan nyatanya kita butuh sesuatu yang menarik untuk dijalani kemudian hari.
Saya pribadi selalu menjawab ingin jadi profesor saat ditanya cita-cita. yang saya tahu, profesor itu pembuat robot di AstroBoy. Sehingga menjadi professor maka bisa buat robot. Dan itu keren sekali menurut saya. Meskipun seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, semua cita-cita itu pudar dan terlupakan. Hingga kemarin belum lama ini saya menyadari bahwa untuk membuat robot tidak harus jadi profesor. Cukup beli gundam dan jadilah robot cakep.
Dan sejauh ini saya belum menjumpai teman-teman masa kecil saya yang menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. sehingga cita-cita sepertinya cuma jadi bahan adu keren di kalangan anak SD kala itu. Karena pastinya kita akan mencari cita-cita yang terdengar paling keren untuk disebutkan, meskipun aslinya sama sekali tidak keren untuk dijalankan.
Lalu ketika jaman sekarang era sudah berganti dan jauh berbeda dimana anak tidak lagi bercita-cita profesi tertentu, apakah pola pikir anak-anak akan lebih maju ?
Yang saya lihat dari jawaban anak-anak jaman sekarang, sepertinya profesi tidak lagi penting untuk mereka. Mereka tau apa yang menjadi minat mereka saat itu dan penghasilan sudah dipertimbangkan.
Kenapa anak-anak ingin jadi youtuber ? Selain dari banyaknya pengikut, mungkin mereka juga melihat bahwa youtuber itu keren, menarik dan banyak duit ? Dan itu sangat menarik.
Dan youtuber tentu bukan profesi, layaknya selebritis. Meskipun seringkali orang mengaku bersikap profesional meski tidak memiliki profesi. Haha bukankah itu aneh ?
Tidak, kita mungkin masih harus memaklumi bahwa generasi millenial yang saat ini paling vokal masih belum lepas dari mental kolonial. Jadi yasudah maklumi saja.
Lalu apa bedanya cita-cita dan impian ?
Adakah impian masa kecil ? Hmm sepertinya sangat jarang, biasanya impian digunakan untuk orang yang setidaknya sudah berfikir dan tau langkah untuk mewujudkan pikirannya. Tidak hanya berandai-andai. Tapi ada juga loh orang dewasa yang begini ...
Mungkin perbedaan impian dan cita-cita bakal berkutat di permainan sudut pandang saja. Keduanya bisa jadi sama bisa jadi beda. Perbedaan paling sederhana mungkin bahwa cita-cita selalu merujuk pada profesi tertentu, sementara impian lebih kompleks ke banyak hal yang ingin diwujudkan.
Dan sekarang ada lagi selain kedua hal tersebut yang bersifat tahunan, yakni resolusi. Yang padahal menurut KBBI Resolusi merupakan tuntutan dalam sebuah rapat atau tuntutan tertulis tentang suatu hal.
Menjawab pertanyaan utama dalam kasus ini, Cita-cita masih ada ?
Masih ada, hanya saja arahnya sudah beda.
Post a Comment
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pembaca lain
Tulis Pertanyaan